
CLOSE
Pasar Nampaknya Masih Sepi, Kendati Minggu Lalu Banyak Sentimen Positif
Indeks pada perdagangan akhir pekan ini (21/5/2021) ditutup melemah pada level 5773 (-0.42%). Indeks dibebani oleh sektor Properties & Real Estate (-1.607%), Industrials (-1.309%), Consumer Non-Cyclical (-0.935%), Basic Materials (-0.88%), Healthcare (-0.664%), Infrastructures (-0.595%), Energy (-0.522%), Consumer Cyclicals (-0.274%), Transportation & Logistic (-0.02%). sedangkan untuk beberapa sektor yang masih mengalami penguatan diantaranya sektor Financials (0.259%), Technology (0.599%) yang mengalami penguatan walaupun tidak signifikan.
Salah satu faktor yang menjadi pelemahan indeks hari ini yakni adanya rilis data Current Account Deficit Indonesia yang turun menjadi USD 1 miliar pada kuartal pertama 2021, atau setara dengan 0,4% dari PDB, dari USD 3,43 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi karena adanya kesenjangan pendapatan utama turun menjadi USD 6,92 miliar dari USD 7,91 miliar , sedangkan surplus barang meningkat tajam menjadi USD 7,91 miliar dari USD 4,51 miliar pada tahun lalu, sejalan dengan membaiknya kinerja ekspor. Sementara itu, the services shortfall naik menjadi USD 3,42 miliar dari USD 1,72 miliar, terutama disebabkan oleh kenaikan defisit jasa transportasi, sedangkan surplus pendapatan sekunder turun menjadi USD 1,43 miliar dari USD 1,69 miliar pada tahun sebelumnya.
Pada pekan ini cukup banyak rilis indikator ekonomi dari domestik yang sedikit banyak memiliki kontribusi terhadap pergerakan indeks selama satu pekan ini. Selain dari domestik kekhawatiran akan tingginya tingkat inflasi di US yang memicu adanya Taper Tantrum serta perkembangan kasus Covid-19 di beberapa negara juga menjadi katalis yang ikut memberi kontribusi terhadap pergerakan indeks selama sepekan ini yang secara keseluruhan lebih cenderung bergerak melemah selama sepekan.
Kemudian untuk pekan depan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar diantaranya rilis data penjualan motor yang diundur dari jadwal semula pekan ini menjadi pekan depan, yang diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan yang cukup optimis. Lalu berikutnya terkait rilis suku bunga acuan, deposit facility rate, dan lending facility rate oleh Bank Indonesia yang diproyeksikan masih akan bertahan dilevel yang sama seperti sebelumnya yakni 3.5% untuk suku bunga acuan, 2.75% untuk depocit facility rate, dan 4.25% untuk lending facility rate. Para pelaku pasar secara keseluruhan memproyeksikan tingkat suku bunga saat ini potensi naiknya masih sangat kecil. Karena jika kita lihat kondisi yang ada, saat ini meskipun di Indonesia sudah terlihat ada perbaikan dan terus melakukan recovery economy, namun tingkat konsumsi dan spending masyarakat masih rendah, terlihat dari tingkat inflasi bulan April yang masih di bawah 1% untuk MoM nya, meskipun untuk Indeks kepercayaan Konsumennya sudah terlihat lebih optimis dibandingkan sebelumnya yakni sudah diatas angka acuan IKK Indonesia yakni 102 (acuannya 100). Sehingga potensi Bank Indonesia menaikkan suku bunga dalam waktu dekat ini masih kecil.
Selain dari domestik, dari US akan rilis juga data terkait penjualan rumah dan cadangan minyak mentah secatra mingguan oleh lembaga survei API serta Current Account US yang diproyeksikan masih akan defisit di level yang sama yakni $ -4 milyar.
Berdasarkan beberapa hal diatas, maka kami memproyeksikan indeks pada hari senin (24/5/2021) masih akan bergerak konsolidasi di range pergerakan 5730 - 5830.
Artikel ini telah diterbitkan di
https://erdikha.com/index.php/Detail%20Morning%20Idea/97
PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71
Jakarta Pusat 10340, Indonesia
Website : www.erdikha.com